Dan Dia-lah Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai, dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl [16]: 14), Drs. H. Ahmad Mujib Rokhmat selaku Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan dalam sambutannya Maret 2013 lalu.

Ayat ini menyiratkan bahwa Allah telah menyediakan lautan beserta isinya untuk dikelola bagi kehidupan manusia. Selanjutnya beliau juga berpesan kepada pada peserta untuk lebih banyak mengkaji hal-hal menyangkut perikanan yang ada di dalam Al-Qur’an, karena sebenarnya Al-Qur’an adalah akar dari semua ilmu. Oleh sebab itu, rasa pesimis dalam mencari rejeki di jaman yang sulit mencari lapangan pekerjaan ini tidak patut untuk ditanamkan di mindset umat manusia.

Sulitnya mencari lapangan pekerjaan hanya bisa diatasi oleh kegiatan-kegiatan wirausaha, bahkan Rasullulloh SAW pun berwirausaha melalui kegiatan perdagangan. Dalam rangka membentuk para pengusaha/wirausahawan khususnya di bidang perikanan, maka diadakan pelatihan budidaya perikanan, pengolahan hasil perikanan, dan kerajinan kulit kerang di Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur`an (PTIQ). Acara ini terselenggara berkat kerjasama staf khusus Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang juga menjabat sebagai Pembantu Rektor (purek) IV PTIQ Jakarta dengan Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP). Pelatihan diadakan selama 4 hari sejak selasa (26/02) hingga jumat (01/03). Kegiatan ini secara umum dibuka oleh Kepala P2MKP Ir. Balok Bidiyanto, MM. Selain itu, turut hadir Bapak Drs. H. Ahmad Mujib Rokhmat selaku Staff Khusus Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Drs. Samsul Bahri Tanrere selaku Purek II. Kegiatan ini diikuti oleh 60 mahasiswa dari tiga Instansi yang berbeda, PTIQ, IIQ, dan Bayt Al-Qur’an.

Terpilihnya mahasiswa Ilmu Al-Qur’an sebagai sasaran peserta pelatihan bukanlah tanpa alasan. Mahasiswa Ilmu Al-Qur’an adalah para penghafal Al-Qur’an (hafiz) yang berasal dari seluruh penjuru tanah air mulai dari Sabang sampai Merauke. Kondisi tersebut sangat berpotensi untuk menyampaikan ilmu dan keterampilan tentang teknis perikanan di samping ilmu yang mereka pelajari di bangku kuliah.

Pada penghujung kegiatan ini, Bapak Tatang berpesan, “Jangan ada kata puas untuk pelatihan ini, tetapi mari kita latih diri kita lebih dari apa yang diberikan dalam pelatihan ini.” (Zahrotus Tsani, kabar IIQ).

Sumber : Pesantren IIQ

 pesantren

Silahkan isi komentar anda di bawah ini :

komentar