SUMBER : WWW.RMOL.CO – Laporan: Ruslan Tambak – Pemerintah Thailand sangat mengapresiasi Program Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kelautan dan Perikanan yang dilakukan Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Keinginan ini disampaikan pada kegiatan Fisheries Conference and Partnership Arrangement in the Indonesia, Malaysia, Thailand Growth Triangle (IMT GT), 21-23 Mei 2015, di Songkhla, Thailand.

Ketertarikan tersebut salah satunya diutarakan oleh Senior Advisor in Fisheries Management, Department of Fisheries of Thailand, Varin Tanasomwang.

Menurut Varin, Indonesia memiliki Program Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan yang sangat baik, melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan. Program yang dilaksanakan Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), sebagaimana dijelaskan oleh tim BPSDM KP dinilainya sangat bagus.

Sebagai contoh, ia sangat mengagumi pelatihan sertifikasi di Indonesia dalam menghadapi MEA. Pada 2014-2019, KKP telah menargetkan sertifikasi bagi 800.000 SDM kelautan dan perikanan, yang terdiri dari 300.000 nelayan, 200.000 pembudidaya ikan, 200.000 pengolah ikan, 15.000 penyuluh perikanan, serta 85.000 SDM kelautan (konservasi perairan, pariwisata bahari, pengelola terumbu karang, dan produk konvensional). Menurut Varin, jumlah ini sangat besar, mengingat Thailand belum mampu melakukannya.

Hal senada diungkapkan moderator Kungwan Chantarachote, yang sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan BPSDM KP. Ia menyampaikan, pengembangan SDM kelautan dan perikanan sangat penting untuk mendorong pertumbuhan industri perikanan di kawasan IMT GT. Upaya tersebut dapat dikerjasamakan guna pertumbuhan sektor perikanan di wilayah tersebut, terutama di Sumatera, semenanjung Malaysia, dan Thailand.

Pembicara lainnya dari Thailand Fishery Association Songsan Patavanicht, mengatakan, banyak orang datang ke Thailand untuk bekerja, lalu kemana orang Thailand bekerja? Daripada menangkap banyak ikan tetapi memiliki kualitas rendah, lebih baik hasil tangkapan sedikit, namun memiliki mutu yang bagus dan keuntungan tinggi.

“Untuk itu, perlu adanya sinergi pengembangan SDM kelautan dan perikanan guna mendorong pertumbuhan IMT GT,” ujarnya dalam rilisnya, Senin (25/5).

Apresiasi yang baik juga disampaikan Pemerintah Thailand bagi dua narasumber lainnya dari KKP. Mereka adalah perwakilan dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya serta Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan.

Karena itulah, Department of Fisheries Thailand melakukan pertemuan dengan BPSDM KP, yang digagas oleh Chief Oversea Fisheries Management and Economic Cooperation Group, Fisheries Foreign Affairs Division (FFAD), Department of Fisheries, Suttinee Limthammahisorn. Pertemuan dilakukan salah satunya untuk menindaklanjuti konferensi dan membahas sinergi peningkatan kapasitas SDM guna pertumbuhan IMT GT. Pertemuan dipimpin oleh Direktur FFAD Malinee Witchawutm, Sabtu (23/5), dan dimoderatori Kepala Konsulat Republik Indonesia (KRI) di Songkhla Triyogo Jatmiko.

Pada pertemuan ini, Indonesia menawarkan program pelatihan internasional BPSDM KP tahun 2015 sebanyak dua paket pelatihan bagi negara Asia, Pasifik, dan Afrika dengan tema Pemberdayaan Wanita Keluarga Nelayan dan Pengembangan UMKM Perikanan, yang disambut baik oleh Thailand. Di bidang penyuluhan, dapat dilakukan kerja sama dalam bentuk kampanye informasi publik guna memberantas Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing.

Selain konferensi, pada kegiatan Fisheries Conference and Partnership Arrangement in the IMT GT, juga dilaksanakan pameran Fisheries SME’s and Fisheries Woman Group. Indonesia yang diwakili BPSDM KP mempromosikan dukungan peningkatan kapasitas SDM kelautan dan perikanan bagi negara-negara sahabat serta produk hasil perikanan, seperti rumput laut dan kerajinan kekerangan yang dilaksanakan oleh Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) binaan BPSDM KP.

P2MKP adalah lembaga pelatihan/permagangan di sektor kelautan dan perikanan yang dibentuk dan dikelola oleh pelaku utama maju di sekor tersebut, baik perorangan maupun kelompok. P2MKP merupakan wujud partisipasi dan keswadayaan masyarakat ikut mengembangkan SDM melalui pelatihan dari, oleh dan untuk masyarakat. P2MKP yang hadir pada pameran ini adalah P2MKP Winner Perkasa Indonesia Unggul di bidang pengolahan rumput laut serta P2MKP Citra Handy Craft di bidang kerajinan kekerangan. P2MKP Winner Perkasa Indonesia Unggul bahkan telah melakukan pelatihan hingga ke luar negeri, seperti Fiji dan Timor Leste.

Para pengunjung yang memadati stand pameran Indonesia mengaku sangat tertarik dengan Program Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan maupun pelatihan pembuatan produk-produk tersebut, terutama dari kalangan perempuan pelaku usaha perikanan, ibu rumah tangga, pelajar, mahasiswa, Pemerintah Thailand, dan masyarakat lainnya. Mereka diberikan pelatihan singkat dengan praktek langsung serta berbagai informasi menarik melalui sharing dan konsultasi.

Delegasi Indonesia juga melakukan benchmarking visit ke Pelabuhan Perikanan Songkhla. Menurut Kepala Pelabuhan Perikanan Songkhla Anan Yodmanee, pasca kebijakan moratorium kapal perikanan yang diberlakukan KKP, produksi perikanan di pelabuhan ini turun sebesar 40%. Hasil pengamatan KRI Songkhla, sebagaimana disampaikan Vice Consul KRI Songkhla Wenny Fabiomarta, aktivitas di pelabuhan tersebut sepi pasca moratorium.

Diharapkan melalui kegiatan konferensi ini kerja sama antar negara-negara IMT GT dapat terjalin dengan baik di sektor kelautan dan perikanan, terutama di bidang pengembangan SDM-nya. Melalui pameran tersebut, diharapkan peningkatan kapasitas SDM dalam rangka menciptakan pelaku/utama usaha unggul di sektor kelautan dan perikanan dapat terpromosikan sebaik-baiknya bagi masyarakat IMT GT. [rus]

Silahkan isi komentar anda di bawah ini :

komentar